Senin, 30 April 2012

Peranan Bahasa Indonesia Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi di Era Globalisasi


Peranan Bahasa Indonesia Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi di Era Globalisasi
Nama : Aji Fahmi Kamal
Kelas : 3ea15
NPM : 13209529
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.  Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Analisis :  menurut saya aji fahmi kamal, komunikasi atau tekhnologi sangat berpengaruh pada bahasa kehidupan sehari-hari, karena zaman sekarang manusia terlalu lekat dengan tekhnologi dan hampir tidak bisa melepaskan diri dari tekhnologi zaman sekarang...

Sabtu, 28 April 2012

JALAK SUREN



 jalak suren banyak diminati untuk di jadikan hewan penjaga rumah, karena burung ini akan berbunyi ketika melihat orang yang asing menurut dia.
Jalak suren sebenarnya bisa ditemukan hampir di seluruh pelosok Indonesia. Namun, sekarang burung ini semakin sulit ditemukan. Apa yang dialami burung lain, populasinya kian hari kian susut di alam, ternyata juga dialami jalak suren. Pencemaran sawah oleh pestisida, penangkapan untuk dipelihara atau diperdagangkan, dan penciutan hutan merupakan penyebab utama menurunnya populasi jalak suren yang bernama ilmiah Sturnus contra jalla.  

 
Keistimewaan jalak suren
Jalak suren dilambangkan sebagai burung jinak penjaga rumah. Dengan memelihara burung ini, rumah akan selalu terjaga setiap hari. Mungkin ada benarnya anggapan ini karena jalak suren merupakan burung yang sangat peka. Jika ada orang datang, akan bersuara nyaring dan bervariasi. Bisa dipahami kalau banyak orang yang memelihara burung ini.
Ada empat alasan orang memelihara jalak suren. Pertama, untuk menjaga rumah. Kedua, untuk kesenangan. Ketiga, untuk memancing suara burung lain agar ikut berkicau. Kecerewetan jalak uren akan merangsang burung lain untuk mengeluarkan nyanyiannya. Jalak suren dapat dijadikan master bagi whamei atau whabi. Keempat, untuk ditangkarkan. Usaha penang-karan dilatarbelakangi oleh kesa-daran terhadap kelestarian jenis burung ini dan alasan ekonomis. Jalak suren hasil penangkaran dapat diperjualbelikan dengan harga Rp 350.000,00 per ekor.
 





Membedakan jantan dan betina
Jalak suren mulai dewasa pada umur 8-10 bulan. Ciri fisik dan tingkah laku burung jantan dan betina mulai bisa dibedakan. Untuk membedakannya, harus dilakukan dengan pengamatan yang seksama.
Jalak suren jantan memiliki tubuh berbentuk lurus dengan ukuran relatif lebih besar dari betina. Tubuhnya lonjong dan panjang, kepa-lanya lebih besar dan bulat, paruhnya relatif lebih panjang dan kokoh. Bulu kepala, punggung, dan dada berwarna hitam legam dan mengilat. Warna merah pada kulit di atas mata lebih cerah dan jelas. Pada bagian yang memiliki bulu warna putih, di tubuh bagian bawah, kelihatan lebih bersih. Ekornya sedikit lebih panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh. Jambul kepalanya lebih panjang dan lebih melebar saat mengembang.
Yang betina memiliki bentuk tubuh bulat dan pendek. Warna hitam dan putihnya agak suram. Paruh, jari kaki, dan ekornya lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping. Warna merah pada bagian mukanya lebih pucat dibanding burung jantan.
Selain itu, aktivitas dan gerakan burung jantan relatif lebih lincah dan agresif dari yang betina. Suara ocehannya lebih cerewet, bervariasi, dan lebih keras dari betina.
Untuk tujuan penangkaran, burung jantan dan betina harus dipilih yang memiliki pandangan mata tajam, postur tegap, gesit, gerakan lincah, suara lantang, dan nafsu makan tinggi.







 
Cara menangkar
Penangkaran merupakan solusi penting dalam menjaga populasi jalak suren supaya tidak sampai punah. Dalam menangkarkan jalak suren, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.
Kandang sebaiknya memiliki bentuk meninggi. Di dalam kandang disediakan tanaman yang tinggi, bercabang banyak, dan berdaun lebat, misalnya kemuning, klampis, kersen, atau tanaman lain yang mirip dengan tanaman tersebut. Lantai kandang juga perlu ditanami tanaman perdu atau semak dan rumput-rumputan. Tempat berteng-ger diupayakan yang besar atau melebar untuk memudahkan perkawinan. Tempat pakan harus cukup memadai dan kebersihannya dijaga. Tempat minum dan mandi juga perlu disediakan. Sinar matahari harus dapat masuk ke kandang secara memadai. Banyaknya sinar matahari yang masuk sangat menentukan produktivitas perkawinan dan telur. Selain itu, tentunya juga perlu tempat berteduh sewaktu ada hujan.
Menurut pengalaman, jalak suren yang ditempatkan dalam kandang berukuran 100 x 175 x 200 cm atau yang lebih besar lagi (3 x 3 x 4 m) ternyata bisa berkembang biak dengan baik. Perlengkapan yang ada di dalam kandang ditata hingga menyerupai kondisi alami.
Pakan yang diberikan berupa pepaya, pisang, dan serangga (misalnya kroto, ulat bambu, ulat hongkong, atau jangkrik.
Selain itu, juga diberi voor yang berkualitas baik. Dengan pakan seperti ini, sepasang jalak suren yang sudah jodoh akan berkembang biak dengan baik.
Jalak suren mulai siap berbiak pada umur 10-12 bulan. Satu tahun untuk betina dan 1,5-2 tahun untuk jantan merupakan umur ideal untuk penjodohan. Biasanya betina lebih cepat dewasa kelamin dibanding jantan.
Tehnik penjodohan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, kalau jumlahnya banyak, penjodohan bisa dilakukan secara bebas. Artinya, masing-masing burung dibebaskan memilih pasangannya. Bila ada sepasang burung yang saling berdekatan, berkicau sahut-sahutan, dan bercumbu, itu pertanda jodoh. Burung yang sudah jodoh harus dipindahkan dalam kandang tersendiri. Biasanya burung yang sudah jodoh akan merajai di antara yang lain dan menyerang sesamanya atau sebaliknya diganggu oleh yang lain yang sama-sama jodoh atau berebut jodoh. Ini akan mengganggu proses perkawinan dan perkembangbiakan selan-jutnya.
Jika hanya ada dua ekor, seekor jantan dan seekor betina, penjodo-han dapat dilakukan dengan mendekatkan betina ke jantan. Caranya, burung betina dimasukkan dalam sangkar kecil atau sangkar gantung. Burung jantan dibiarkan dalam kandang penangkaran. Selanjutnya, sangkar kecil berisi burung betina dimasukkan ke dalam kandang penangkaran. Karena memiliki sifat berahi yang tinggi dan musim kawin sepanjang tahun, kedua burung ini akan segera jodoh.
Burung yang sudah jodoh akan melakukan perkawinan 2-4 minggu setelah penjodohan. Selanjutnya, burung akan membuat sarang untuk bertelur pada tanaman yang banyak cabangnya.
Dalam kandang penangkaran jalak suren dapat dirangsang membuat sarang. Caranya, di beberapa tempat yang layak untuk bersarang -misalnya pada tanaman yang memiliki banyak cabang kuat, terlidung, dan aman dari gangguan- diberi tatanan dasar sarang. Di tempat-tempat yang telah ditentukan itu ditaruh bahan sarang seperti jerami, akar sulur yang panjang, ranting-ranting, atau daun-daunan. Bahan sarang ini ditata melingkar atau dalam tumpukan yang teratur. Cara ini dapat merangsang dan membantu jalak suren untuk bersarang.
Jalak suren akan memilih sendiri tempat yang sesuai untuk bersarang. Pembuatan sarang dilakukan selama 5-10 hari, tergantung agresivitas burung. Ukuran sarang termasuk besar. Panjang tumpukan susunan sarang antara 35-45 cm, lebar 20-30 cm, dan tinggi sekitar 20 cm. Lubang tempat keluar masuknya burung berada di permukaan atas sarang, agak miring dengan derajat kemiringan antara 40-45°.
Jalak suren merupakan salah satu, mungkin satu-satunya, jenis dari keluarga Sturnidae yang membuat sarang bukan di dalam rongga pohon, tetapi menaruh sarang pada cabang-cabang pohon.
Telur jalak suren berwarna biru, berukuran 19,8 x 27,7 mm, dan berjumlah 3-4 butir. Telur dierami bergantian oleh burung jantan dan betinanya. Telur-telur itu akan menetas setelah 14 hari dierami. Selain sebagai pengganti selama pengeraman telur, yang jantan juga bertindak sebagai penga-man di luar sarang. Anak jalak suren akan dipelihara induknya sampai berumur 1,5 bulan.
Jalak suren bisa berkem-bang biak sepanjang tahun. Puncak perkembangbiakan terjadi pada pertengahan tahun, yaitu antara bulan Januari-Juni. Bulan Juli-Desember merupakan masa penurunan perkawinan.
 






Perawatan anak
Induk jalak suren akan menyuapi anaknya yang baru menetas dari telur dengan pakan berupa serangga, misalnya kroto, belalang, kupu-kupu, jangkrik, ulat hong-kong, ulat bambu, atau jenis serangga lain yang dijumpai. Anak jalak suren jarang disuapi buah-buahan. Demikian pula dengan anak yang sudah keluar dari sarang, pakan yang diberikan berupa serangga, sampai anakan umur 1-1,5 bulan. Setelah itu anak jalak suren mulai makan buah-buahan.
Pemberian makanan dilakukan 1-2 jam sekali setiap hari. Kira-kira umur 1,5 bulan anak jalak suren sudah disapih oleh induknya.
Selanjutnya anak jalak suren dapat dipisah dari induknya dan diperlakukan seperti halnya jalak suren dewasa. Burung muda ini selanjutnya bisa dilatih suaranya atau ditangkarkan seperti induknya.


Jumat, 27 April 2012

PENGARUH BAHASA GAUL DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Nama : Aji Fahmi Kamal
Kelas : 3EA15
NPM : 13209529

"PENGARUH BAHASA GAUL DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA"

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah formal belum menjamin seseorang menerapkannya secara baik. Pasalnya, saat ini kebanyakan masyarakat, terutama pelajar maupun mahasiswa lebih memilih menggunakan bahasa gaul yang tidak jelas. "Bertahun-tahun diajarkan di sekolah, tetap saja menggunakan bahasa yang keliru," ujar Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), Sakti Alamsyah, di sela-sela Seminar Perkembangan Bahasa Indonesia, Senin (5/3).
Ironisnya, kata Sakti, kesalahan menggunakan Bahasa Indonesia juga turut dilakukan tokoh terpandang yang seharusnya memberikan teladan. Kesalahan serupa pun banyak dilakukan para mahasiswa ketika menulis dalam karya ilmiah.
Hal itu diakui oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Mulyono. Menurutnya, lamanya jam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah belum mampu menandingi pengaruh lingkungan. Pemakaian Bahasa Indonesia yang baku mulai luntur dengan bahasa gaul yang kesasar. Oleh karena itu, kata Mulyono, Pemkot Sukabumi berupaya menggugah kesadaran warga untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan tata bahasa.

ANALISIS :
Menurut saya (Aji Fahmi Kamal), bahasa gaul sangat tidak manusiawi, dan hanya merusak generasi masa depan, khusus nya anak-anak kecil yang mudah menyerap perkataan orang dewasa, itu membuat anak-anak mudah terbawa arus zaman sekarang, yang bias membuat masa depan anak itu akan suram.
                Bahasa gaul itu bahasa yang lambat laun, makin menguasai dan mambuat menurunnya bahasa Indonesia asli, bahkan bahasa gaul sudah hampir setiap hari dan hamper menjadi bahasa wajib anak muda zaman sekarang, mari kita lestarikan bahasa Indonesia asli dan menggunakan bahasa baik dan benar sesuai EYD.

www.gunadarma.ac.id

Sabtu, 14 April 2012

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN BAHAN BAKAR PREMIUM PADA SPBU 34-17147 PERTAMINA RAWA LUMBU BEKASI


ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN BAHAN BAKAR PREMIUM PADA SPBU 34-17147 PERTAMINA RAWA LUMBU BEKASI






NAMA            : Aji Fahmi Kamal
KELAS          : 3EA15
NPM               : 13209529
JURUSAN    : Manajemen Ekonomi
JENJANG     : S1













UNIVERSITAS GUNADARMA
PERIODE 2011-2012





BAB 1
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang Masalah
            Bahan Bakar merupakan kebutuhan utama bagi untuk transportasi khususnya sepeda motor, banyaknya aktivitas yang dilakukan manusia sehari-hari membuat kebutuhan Bahan Bakar makin meningkat, terutama bagi masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Hal tersebut membuat banyak orang ingin ikut serta membuka cabang SPBU di Indonesia, usaha tersebut cukup menjanjikan dari segi keuntungannya, karena untuk setiap orang yang mempunyai kendaraan sepeda motor, Bahan Bakar Premium menjadi prioritas utama .
            Di Indonesia, Bahan Bakar untuk kendaraan yang lebih banyak digunakan adalah Bahan Bakar Premium, dikarenakan harga nya lebih murah dan terjangkau dibandingkan dengan Bahan Bakar lainnya. Pemerintah sering kali menaikkan dan menurunkan harga tarif  Bahan Bakar Premium per liter, itu sangat berpengaruh pada masyarakat golongan menengah kebawah di Indonesia, itu mengakibatkan naik turunnya suatu penjualan Bahan Bakar, tetapi Bahan Bakar tetap banyak yang membutuhkan dan mau tidak mau masyarakat golongan atas maupun masyarakat golongan bawah tetap membeli Bahan Bakar Premium tersebut.
            Karena ketidakpastian penjualan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan untuk memprediksi volume penjualan yang akan datang, sekaligus meminimalkan resiko kerugian pada SPBU. Dengan adanya kegiatan peramalan penjualan di SPBU dapat mengambil keputusan atau kebijakan sesuai dengan hasil ramalan penjualan tersebut. Melalui peramalan penjualan, SPBU dapat memprediksi sejauh mana suatu Bahan Bakar Premium dapat bertahan di tengah banyaknya isu tentang penggunaan Bahan Bakar Gas. Hal ini membuat SPBU menjadi selektif  dalam menjual Bahan Bakar Premium menjadi sebuah langkah awal dalam membuat keputusan untuk tetap menjual Bahan Bakar Premium tersebut. Peramalan penjualan juga dilakukan untuk bisa terus memenuhi kebutuhan konsumen yang dilihat dari hasil ramalan agar SPBU tidak kekurangan persediaan.
            Berdasarkan uraian di atas peramalan penjualan sangatlah penting bagi SPBU untuk membuat keputusan di masa yang akan mendatang. Hal ini lah yang membuat penulis merasa tertarik mengankat masalah penjualan Bahan Bakar Premium, sebagai bahan penulisan ilmiah dan memberi judul ”Analisis Peramalan Penjualan Bahan Bakar Premium pada SPBU
34-17147 Rawa Lumbu Bekasi” 

1.2         Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1     Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah pada penulisan ilmiah, yaitu : Berapa besar hasil Penjualan Bahan Bakar Premium pada SPBU Rawa Lumbu dengan menggunakan, metode MA (Moving Average) 3 dan 6 bulan, Rata-Rata Kumulatif, dan ES (Exponential Smoothing) ?
1.2.2     Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan masalah mengenai data yang akan dikumpulkan. Penulis hanya membatasi masalah pada peramalan penjualan Bahan Bakar Premium. Dengan data penjualan dari bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2011, untuk meramalkan penjualan Bahan Bakar Premium Bulan Januari 2012 pada SPBU 34-17147 Rawa Lumbu Bekasi, yang dilihat dengan menggunakan metode Moving Average, Rata-Rata Kumulatif, dan metode Exponential Smoothing.

1.3         Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ilmiah ini adalah untuk :
1.    Mengetahui tingkat penjualan Bahan Bakar selama 1 Tahun.
2.    Membandingkan tingkat penjualan per bulan dan mencari tingkat kesalahan yang terjadi tiap bulan
3.    Mengetahui penyuplaian Bahan Bakar Premium tiap bulan




1.4     Manfaat penelitian
1.4.1     Manfaat Akademik
Adapun manfaat akademik dalam penulisan ilmiah ini adalah mengetahui peramalan penjualan Bahan Bakar Premium. Serta mengetahui penggunaan metode peramalan pada SPBU 34-17147 Rawa Lumbu Bekasi.

1.4.2     Manfaat Praktis
Penulis berharap agar penulisan ilmiah ini dapat menjadi sarana yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan, dan masukan untuk pembahasan mengenai peramalan penjualan.

1.5     Metode penelitian
1.5.1     Objek Penelitian
            Objek penelitian penulisan ilmiah ini dilakukan di SPBU 34-17147 Pertamina yang berlokasi di Jl. Pengasinan Raya II Rt/ Rw : 01/07, Rawa Lumbu Bekasi Timur.

1.5.2  Data atau Variabel
            Data yang digunakan adalah Data Sekunder yaitu :
Volume penjualan : data penjualan Bahan Bakar Premium selama 1 Tahun. Periode Januari 2011 sampai Desember 2011.

1.5.3     Metode Pengumpulan Data
            Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data dan informasi penelitian melalui :
1.    Library Research (Studi Pustaka) : melalui daftar pustaka yang ada dan sesuai dengan tema dari penulisan ilmiah ini.
2.    Field Research (Studi Lapangan) : melalui observasi langsung, wawancara terhadap manajer perusahaan yang bersangkutan dengan topik yang sesuai.




1.5.5     Alat Analisis
          Alat analisis pada penulisan ilmiah ini penulis menggunakan alat berupa metode moving average 3 bulan dan 6 bulan, dan metode rata-rata kumulatif beserta metode exponential smoothing. Dengan uraian sebagai berikut :

1.5.5.1        Metode Moving Average
            Metode Moving Average adalah suatu metode peramalan dengan mengkombinasikan data dari beberapa periode terbaru atau terakhir. Metode ini pada dasarnya membuat data yang berfluktuatif menjadi data yang relative stabil sehingga fluktuasi dari pola data menjadi halus dan relative merata.
            Kelebihan dari metode ini adalah dapat di terapkan pada data jenis apapun juga baik yang sesuai kurve matematik ataupun tidak. Namun kekurangannya adalah tidak mempunyai persamaan untuk peramalan (seperti linier regresi) dan sebagai gantinya digunakan nilai rata rata bergerak berakhir sebagai nilai ramalan untuk periode yang akan datang.

Rumus dari metode moving average :
Σ Penjualan nyata pada periode n periode terakhir
Σ Periode (n A) yang digunakan dalam MA
Dan cara membuat forecasting dengan metode moving average 3 bulan dan 6 bulan, maka :

Rumus untuk 3 bulan :
F3 = X1 + X2 + X3
                  3
Rumus untuk 6 bulan :
F6 = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6
                                6




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Kerangka Teori
2.1.1   Pengertian Peramalan (Forecasting)
Ramalan penjualan merupakan suatu faktor yang harus diperhatikan dalam perusahaan. Peramalan merupakan proses atau metode dalam meramal suatu peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan mendasarkan diri pada variabel – variabel tertentu.
Pengertian Peramalan menurut sofjan assauri (2004;33) adalah “ Peramalan merupakan seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada pada masa yang akan datang “

2.1.2   Tujuan dan Fungsi Peramalan

Dalam fungsi Peramalan tidak hanya termasuk didalamnya teknik khusus dan model, tetapi termasuk input dan output dari subyek Peramalan. Pengembangan fungsi Peramalan dibutuhkan untuk mengidentifikasi output, karena spesifikasi output dapat menyederhanakan pemilihan model Peramalan.,tetapi fungsi Peramalan tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan input. Peramalan bisaanya memiliki beberapa pertimbangan, yaitu antara lain :

a.    Item yang diramalkan
b.    Peramalan dari atas (top down) atau dari bawah (botton down)
c.    Teknik Peramalan (model Kuantitatif atau Kualitatif)
d.    Satuan yang digunakan
e.    Interval atau horizon waktu
f.     Komponen Peramalan
g.    Ketepatan Peramalan
h.    Pengecualian dan situasi khusus
i.      Perbaikan parameter model Peramalan



2.1.3   Jenis Peramalan
2.1.4   Teknik Peramalan


2.1.5   Proses Peramalan

2.1.6   Tipe Peramalan
            Dalam Peramalan dibagi dalam beberapa tipe Peramalan, yakni :
a.    Peramalan Ekonomi (Economic Forecast)
Merupakan Peramalan yang menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lanilla.
b.    Peramalan Teknologi (Tecnological Forecast)
Peramalan yang memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
c.    Peramalan Permintaan (Demand Forecat)
Merupakan proyeksi permintaan untuk produk atau layanan statu perusahaan. Peramalan ini disebut juga Peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
2.1.7   Karakteristik Peramalan yang Baik

2.2       Kajian Penelitian
Penelitian kajian sejenis ini diambil dari penelitian yang memiliki kesamaan topik atau variabel yang sedang dan akan di teliti oleh penulis.

1.    Judul                    : Analisis Peramalan Penjualan Printed Circuit Board
                                      pada PT . Jaya Persada Elektrindo
Nama                   : Yulisa Gardenia
NPM                     : 11205356
Jurusan               : Manajemen
Pembimbing       : Chuchub Yahdianti, SE.,MM

  • Penghitungan Peramalan Penjuala Printed Circuit Board pada bulan Mei 2008, dengan menggunakan metode Moving Average 4 bulan sebesar Rp 1.288.284.415 dengan penyimpangan (MAD) sebesar     Rp 585.644.269.
  • Penghitungan Peramalan Penjualan yang lebih tepat adalah Moving Average 4 bulan dibanding dengan Weight Moving Average 4 bulan.

2.    Judul                    : Peramalan Penjualan Logam Mulia (Emas Batangan)
                                      pada Toko Mas Olivia Jewellery
      Nama                   : Megawati
      NPM                     : 10208791
      Jurusan               : Manajemen
      Pembimbing       : Irfan Ardiansyah. SE.,MM

·         Penelitian menggunakan Moving Average dengan periode 3 bulan, Weight Moving Average dengan bobot 20%, 30%, 50%, Exponential Smoothing α = 0,1, dan melalui pencarian nilai rata-rata kesalahan Peramalan yaitu MAD.
·         Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Peramalan yang terbaik untuk digunakan oleh Toko Mas Olivia Jewellery dalam melakukan Peramalan penjualan adalah metode Moving Average dan Weight Moving Average yang menghasilkan MAD sebesar 1 unit logam mulia.



2.3       Alat Analisis

Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Peramalan data time series antara lain, MA (Moving Average), Metode Rata-Rata Kumulatif dan ES (Exponential Smoothing).

2.3.1   Metode MA (Moving Average)


Rounded Rectangle: ∑ Penjualan nyata pada n periode terakhir
MA = --------------------------------------------------------------
∑ Periode (n) yang digunakan dalam MA
 








2.3.2   Metode Rata-Rata Kumulatif

            Metode yang menentukan ramalan pada periode tertentu, berdasarkan rata-rata sejumlah nilai observasi pada periode sebelumnya.

Ft + 1 = X1 + X2 +………………….Xt
                                    N
Keterangan :
Ft + 1  = ramalan satu periode kedepan
Xt        = data pada period ke-t
N         = banyaknya periode yang dihitung

2.3.3   Metode ES (Exponential Smoothing)
Rounded Rectangle: Ft = { Ft – 1 ) + α (( At – 1 ) – ( Ft – 1 )) }
 


Rounded Rectangle: α =    2
          n+1Yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah bagaimana menentukan besarnya konstanta (α) tersebut. Menurut para ahli, konstanta tersebut dapat dicari dengan cara mencoba – coba (trial and error). Namun jika terdapat kesulitan dengan cara itu disarankan untuk menggunakan rumus sebagai berikut :



Dimana :
α          : Konstanta / Tingkat kesalahan
n          : Jumlah periode waktu
            Jika data penjualan yang diteliti terdiri dari 12 bulan, maka α dapat diperoleh dengan cara perhitungan sebagai berikut :
            Formulasi      : α = 2 / n + 1
                                      α = 2 / 12 + 1
                                      α = 0.153846153
                                      α = 0.1
            Maka nilai konstanta didapat sebesar 0.1 sebagai tingkat kesalahan dalam metode Exponential Smoothing.

2.3.4   Kesalahan Peramalan
            Kesalahan Peramalan mempunyai dua unsur yang harus diperhatikan, antara lain :
1.    Perbedaan antara permintaan nyata dengan Peramalan
2.    Arah kesalahan, yaitu apakah permintaan nyata berada diatas atau dibawah ramalan
Ada suatu ukuran kesalahan yang umum digunakan yaitu MAD (Mean Absolute Devisiasion), dimana ukuran ini mencari selisih antara permintaan nyata dan ramalan dengan tingkat rata – rata kesalahan selama meramalkan.

Rounded Rectangle: ∑ Kesalahan
  MAD = ------------------------
N – n 


           
           
Dimana :
            N         = Jumlah data penjualan
            n          = Jumlah periode

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1  Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah SPBU 34-17147, merupakan SPBU Pertamina yang didirikan oleh Ibu Hj.Siti Khodijah pada Bulan Januari Tahun 2007 yang bertempat di Jl. Pengasinan Raya II Rt/Rw : 01/07 , Rawa Lumbu Bekasi Timur. SPBU 34-17147 memiliki 23 karyawan.
3.1.2 Struktur Organisasi
3.2  Data / Variabel yang Digunakan
Data yang digunakan adalah Data Sekunder yaitu data penjualan Bahan Bakar Premium yang telah dibuat oleh SPBU 34-17147, data yang di dapat berupa data penjualan dalam periode bulanan. Dari bulan Januari 2011 sampai Desember 2011
3.3  Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data dan informasi penelitian melalui :
1.    Library Research (Studi Pustaka)
Yaitu penulis melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data-data teoritis yang berhubungan dengan penulisan ini. Adapun data teoritis ini diperoleh dari buku-buku.
2.    Field Research (Studi Lapangan)
Yaitu penulis melakukan penelitian dengan cara meninjau dan wawancara langsung terhadap SPBU 34-17147 yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data data yang diperlukan.
3.4  Alat Analisis yang digunakan
Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Peramalan data time series antara lain, MA (Moving Average), Metode Rata-Rata Kumulatif dan ES (Exponential Smoothing).
3.4.1   Metode MA (Moving Average)